Halo para pembaca semua.. ketemu lagi..
pada kesempatan kali ini saya akan membagikan kembali tulisan saya yang kedua yaitu Hakikat Pembelajaran Matematika, setelah tulisan saya yang sebelumnya yaitu Hakikat Matematika. Mohon komentar dan koreksi dari pembaca setia Blogger_Blog (Para-Blogist) agar tulisan ini dapat disempurnakan kembali
terima kasih
matur suksma :)
Hakikat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta
didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar peserta
didik yang bersifat internal (Aunurrahman,
2009). Dalam pembelajaran, situasi atau kondisi yang memungkinkan terjadinya
proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan tersebih dahulu oleh
pendidik atau guru. Situasi atau kondisi yang dimaksud merupakan keadaan ideal
untuk belajar. Agar memahami keadaan ideal belajar maka perlu memahami apa yang
diajarkan, bagaimana karakteristiknya dan bagaimana prinsip dalam
pembelajarannya.
Pada dasarnya
prinsip belajar matematika adalah peserta didik harus belajar dengan memahami,
ikut serta aktif dalam membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan sebelumnya. Untuk menguasai konsep matematika dengan baik, peserta
didik harus memahami dan menganggap matematika itu bukanlah barang jadi yang
siap diterima begitu saja oleh peserta didik, tetapi matematika harus
dikonstruksi oleh peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan
oleh steffe dalam Ardana (2016),
bahwa karakteristik perolehan pengetahuan matematika adalah: (a) pengetahuan
matematika diperoleh melalui pengkonstruksian dan tidak ditularkan secara
otomatis; (b)
perolehan pengetahuan matematika melibatkan restrukturisasi (penataan kembali).
Penataan kembali diperlukan untuk memahami pengetahuan matematika yang lebih
tinggi; (c)
proses perolehan pengetahuan matematika dibatasi oleh faktor internal dan
eksternal; (d)
pengetahuan matematika adalah unik; (e)
perolehan pengetahuan matematika dalam situasi konteks tertentu. Pengetahuan
matematika sangat dekat hubungannya dengan konteks dimana pengetahuan tersebut
diperoleh.
Menurut Ardana
(2016), agar pembelajaran matematika dapat berlangsung dengan baik diperlukan
pemahaman tentang pengetahuan awal peserta didik (prior knowledge) yang
berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Hal ini diperlukan karena
sangat membantu memudahkan terjadinya asimilasi pada diri peserta didik.
Sehingga pada prinsipnya pembelajaran matematika yang efektif menuntut guru
matematika mengetahui apa yang peserta didik telah ketahui dan apa yang peserta
didik perlu ketahui, itulah yang perlu diajarkan dan selanjutnya guru dalam
pembelajarannya perlu memberi tantangan dan dukungan agar peserta didik dapat
belajar dengan baik.
Oleh karena itu
pembelajaran matematika yang diharapkan
dalam praktek pembelajaran di kelas adalah pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik. Peserta didik diberi kebebasan berpikir memahami masalah,
membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan
terbuka. Dalam proses pembelajaran guru melatih dan membimbing peserta didik
berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, serta
mengorganisasikan peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok belajar,
melatih peserta didik berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema, dan variabel.
Didalam pembelajaran matematika juga diharapkan agar seluruh hasil kerja selalu
dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil
penyelesaian masalah, aturan matematika yang ditemukan melalui proses
pembelajaran.
SUMBER :
Ardana, I Made. Pembelajaran
Matematika Berkarakter. Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional
“Pendidikan Matematika yang Berkarakter” tanggal 13 Januari 2016 di Hotel Nikki
Denpasar.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar