Kamis, 24 November 2016

Hakikat Pembelajaran Matematika

Halo para pembaca semua.. ketemu lagi..
pada kesempatan kali ini saya akan membagikan kembali tulisan saya yang kedua yaitu Hakikat Pembelajaran Matematika, setelah tulisan saya yang sebelumnya yaitu Hakikat Matematika. Mohon komentar dan koreksi dari pembaca setia Blogger_Blog (Para-Blogist) agar tulisan ini dapat disempurnakan kembali
terima kasih
matur suksma :)

Hakikat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar peserta didik  yang bersifat internal (Aunurrahman, 2009). Dalam pembelajaran, situasi atau kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan tersebih dahulu oleh pendidik atau guru. Situasi atau kondisi yang dimaksud merupakan keadaan ideal untuk belajar. Agar memahami keadaan ideal belajar maka perlu memahami apa yang diajarkan, bagaimana karakteristiknya dan bagaimana prinsip dalam pembelajarannya.
Pada dasarnya prinsip belajar matematika adalah peserta didik harus belajar dengan memahami, ikut serta aktif dalam membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Untuk menguasai konsep matematika dengan baik, peserta didik harus memahami dan menganggap matematika itu bukanlah barang jadi yang siap diterima begitu saja oleh peserta didik, tetapi matematika harus dikonstruksi oleh peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh steffe dalam Ardana (2016), bahwa karakteristik perolehan pengetahuan matematika adalah: (a) pengetahuan matematika diperoleh melalui pengkonstruksian dan tidak ditularkan secara otomatis; (b) perolehan pengetahuan matematika melibatkan restrukturisasi (penataan kembali). Penataan kembali diperlukan untuk memahami pengetahuan matematika yang lebih tinggi; (c) proses perolehan pengetahuan matematika dibatasi oleh faktor internal dan eksternal; (d) pengetahuan matematika adalah unik; (e) perolehan pengetahuan matematika dalam situasi konteks tertentu. Pengetahuan matematika sangat dekat hubungannya dengan konteks dimana pengetahuan tersebut diperoleh.
Menurut Ardana (2016), agar pembelajaran matematika dapat berlangsung dengan baik diperlukan pemahaman tentang pengetahuan awal peserta didik (prior knowledge) yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Hal ini diperlukan karena sangat membantu memudahkan terjadinya asimilasi pada diri peserta didik. Sehingga pada prinsipnya pembelajaran matematika yang efektif menuntut guru matematika mengetahui apa yang peserta didik telah ketahui dan apa yang peserta didik perlu ketahui, itulah yang perlu diajarkan dan selanjutnya guru dalam pembelajarannya perlu memberi tantangan dan dukungan agar peserta didik dapat belajar dengan baik.
Oleh karena itu pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka. Dalam proses pembelajaran guru melatih dan membimbing peserta didik berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, serta mengorganisasikan peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok belajar, melatih peserta didik berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema, dan variabel. Didalam pembelajaran matematika juga diharapkan agar seluruh hasil kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil penyelesaian masalah, aturan matematika yang ditemukan melalui proses pembelajaran.

SUMBER :
Ardana, I Made. Pembelajaran Matematika Berkarakter. Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional “Pendidikan Matematika yang Berkarakter” tanggal 13 Januari 2016 di Hotel Nikki Denpasar.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar