Senin, 12 Desember 2016

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E


Siklus belajar (learning cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Learning cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif (Ngalimun, 2014). Dari pendapat yang dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik secara aktif menemukan konsep sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut, learning cycle terdiri atas tahapan-tahapan yang terorganisir sehingga pemahaman peserta didik terorganisir dengan baik.
Pada mulanya model learning cycle terdiri dari tiga fase yaitu fase eksplorasi (exploration), fase pengenalan konsep (concept introduction), dan fase aplikasi konsep (concept aplication). Learning cycle kemudian dikembangkan menjadi learning cycle 5 fase (learning cycle 5E). Pada learning cycle 5 fase, ditambahkan engagement sebelum eksploration dan ditambahkan pula tahap evaluation pada bagian akhis siklus. Pada model ini, tahap concept introduction dan concept aplication masing-masing diistilahkan menjadi explaination dan elaboration (Ngalimun, 2014). Berlatar belakang penekanan didalam transfer belajar dan pentingnya memunculkan pemahaman awal, model 5E dikembangkan menjadi model 7E. Perubahan yang terjadi pada tahapan 5E menjadi 7E terjadi pada fase Engage menjadi dua yaitu Elicit dan Engage, sedangkan pada fase Elaborate dan Evaluate menjadi tiga tahapan yaitu Elaborate, Evaluate, dan Extend (Eisenkraft 2003). Perubahan tahapan learning cycle dari 5E menjadi 7E ditunjukkan pada Gambar  berikut ini:

Gambar  Perubahan Tahapan Learning Cycle 5E menjadi 7E

(Sumber: Eisenkraft, 2003)


Dalam tulisannya yang berjudul “Expanding the 5E Model”, Eisenkraft menjelaskan kegiatan setiap tahapan learning cycle 7E sebagai Elicit, Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate, dan Extend.
a.         Elicit
Elicit merupakan tahapan awal pembelajaran learning cycle 7E untuk mengungkap pemahaman awal peserta didik. Penelitian di bidang kognitif sains menujukan bahwa pemahaman awal merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Penelitian ini juga menunjukan bahwa peserta didik lebih mahir menerapkan konsep dibanding peserta didik lain, (Bransford et.al. dalam Eisenkraft, 2003). Kegiatan penggalian pengetahuan awal peserta didik dalam tahap ini, sejalan dengan  pendapat Piaget yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skema yang dimilikinya (Dewi, 2012). Dengan demikian pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik akan lebih berguna jika dimunculkan sebelum proses pembelajaran dimulai.
Tahapan elicit dilaksanakan dengan memberikan peserta didik beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan konsep-konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut peserta didik dirangsang untuk mengungkapkan konsepsi dan pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya melalui jawaban yang mereka berikan. Dengan demikian secara tidak langsung guru dapat mengukur kemampuan yang dimiliki peserta didik serta ada atau tidaknya kekeliruan dalam pemahaman konsep. Pada poin ini, tidak perlu sampai pada tahap kesimpulan atau penutup. Peranan guru adalah menimbulkan pemahaman awal peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan tanpa membuat peserta didik menganggap guru akan memberitahukan jawaban yang benar. Jadi dapat disimpukan bahwa tahapan ini dilakukan untuk menimbulkan pengetahuan awal peserta didik dengan memberikan pertanyaan tanpa memberikan suatu pembenaran atas jawaban yang diberikan.
b.        Engage
Pada tahapan engage, guru berusaha untuk memusatkan perhatian peserta didik, merangsang kemampuan berpikir peserta didik serta membangkitkan minat dan motivasi peserta didik terhadap konsep yang akan diajarkan. Peserta didik dimotivasi untuk mengetahui lebih banyak materi yang akan dipelajari dengan cara menghadapkan peserta didik dengan suatu fenomena yang bertentangan dengan kognitif mereka (Suciati dkk., 2014). Dalam tahapan ini peserta didik dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan peserta didik dan mengembangkan rasa keingintahuan peserta didik. Dengan demikian kemampuan berpikir peserta didik akan terdorong untuk memberikan respon dengan mengakses pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Pada tahapan ini peserta didik juga diajarkan untuk berhipotesis yaitu menyusun jawaban sementara dari masalah yang akan mereka diskusikan atau praktikan.
c.         Explore


   Tahap explore merupakan tahapan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari (Imaniyah dkk., 2015). Peserta didik berkesempatan untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Selain itu, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengamati, merekam data, mengisolasi variabel, desain dan rencana percobaan, membuat grafik, menginterpretasikan hasil, mengembangkan hipotesis, dan mengatur temuan mereka. Guru dapat menyusun pertanyaan, menyarankan pendekatan, memberikan umpan balik, dan menilai pemahaman.
d.        Explain
Pada tahap ini peserta didik diperkenalkan pada konsep, hukum dan teori baru (Laelasari dkk., (2014). Peserta didik menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya pada tahap explore dengan kalimat atau pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan-penjelasan peserta didik, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar peserta didik dan guru. Guru mengenalkan peserta didik pada beberapa kosa kata ilmiah, dan memberikan pertanyaan untuk merangsang peserta didik agar menggunakan istilah ilmiah untuk menjelaskan hasil eksplorasi.
e.         Elaborate
Pada tahap elaborate, peserta didik berpikir lebih mendalam tentang hal yang mereka pelajari dan menerapkan pada kasus yang berbeda. Mereka menguji gagasan dengan rincian dan mengeksplorasi bahkan menambahkan koneksi, dan menerapkan pemahaman konsepnya melalui kegiatan-kegiatan seperti problem solving (Laelasari dkk., (2014). Sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahapan ini peserta didik menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Pada fase ini, guru memberikan permasalahan yang terkait dengan materi yang telah diajarkan untuk dipecahkan oleh peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan atau mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya dalam situasi yang baru.

f.    Evaluate


Evaluate adalah tahap evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dialakukan. Pada tahap evaluate peserta didik dievaluasi pemahaman dan keterampilannya (Suciati dkk., 2014). Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan peserta didik terhadap kemampuan dan keterampilannya untuk menilai tingkat pengetahuan dan/atau kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran peserta didik terhadap pemikiran awalnya. Selain itu guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman peserta didik dalam menerapkan konsep baru. Guru berusaha memancing kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan peserta didik yang telah mereka pelajari sekaligus mengadakan assesment mengenai keberhasilan peserta didik dalam memahami konsep.

g.        Extend
Extend adalah tahapan pembelajaran learning cycle 7E yang bertujuan untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang peserta didik untuk mencari hubungan konsep yang dipelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum dipelajari (Imaniyah dkk., 2015). Pada tahap extend guru membimbing peserta didik untuk menerapkan pengetahuan yang telah didapat pada konteks baru yang dapat dilakukan dengan cara mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi selanjutnya atau materi sebelumnya.
Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dalam tiap tahap model pembelajaran learning cycle 7E lebih menekankan pada learning by doing, dengan mangadakan kontak atau interaksi langsung dengan objek yang dipelajari maka peserta didik akan mengalami pembelajaran menyenangkan (joyfull learning) yang berdampak pada informasi yang didapat lebih mudah diingat dan dimaknai. Selain itu melalui implementasi model pembelajaran learning cycle 7E memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaitkan konsep-konsep yang sudah dipahami dengan konsep-konsep yang akan dipelajari sehingga terjadi proses belajar bermakna (Dewi, 2012).
Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan peserta didik untuk menerapkan model pembelajaran learning cycle 7E pada pembelajaran di kelas. Guru dan peserta didik mempunyai peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari learning cycle 7E. Arah pembelajaran serta aktivitas guru dan peserta didik  dalam setiap tahap dalam model pembelajaran learning cycle 7E dapat dijabarkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel  Sintaks Model Pembelajaran Learning Cycle 7E
Fase “7E
Arah Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik
Elicit
1.    Memfokuskan perhatian peserta didik
2.    Menyelidiki pengetahuan awal yang telah dimiliki peserta didik
1.    Memfokuskan peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari.
2.    Memancing dan menggali pengetahuan awal peserta didik dengan memberikan beberapa pertanyaan konteks yang terkait dengan materi yang diajarkan.
3.    Menampung semua jawaban peserta didik.
1.     Memfokuskan diri terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
2.     Mengingat kembali materi yang pernah dipelajari.
3.     Mengajukan pendapat jawaban berdasarkan pengetahuan awal dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya.
Engage,
1.    Kegiatan pada fase ini adalah memusatkan perhatian peserta didik dengan kegiatan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan peserta didik dan mengembangkan rasa keingintahuan peserta didik.
2.    Bertukar informasi dan pengalaman
1.      Mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk belajar secara bermakna dengan kegiatan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang menyenangkan.
2.      Memberikan pertanyaan untuk merangsang motivasi dan rasa keingintahuan peserta didik.
1.         Memberikan respon positif dan mengikuti arahan guru.
2.         Mencari dan berbagi informasi yang mendukung konsep yang akan dipelajari.
Explore
1.      Kegiatan pada fase ini adalah memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya dengan melaksanakan sebanyak mungkin bekerja sama dengan kelompoknya untuk menjawab pertanyaan.
1.      Mengarahkan peserta didik membentuk kelompok, memberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil secara mandiri.
2.      Meminta peserta didik untuk mengerjakan LKS. Memberikan bimbingan kepada peserta didik yang menemui kesulitan dalam mengerjakan LKS dan memantau sikap dan aktivitas peserta didik selama mengerjakan LKS.
3.      Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam melakukan kegiatan penyelidikan dan diskusi.
1.         Membentuk kelompok dan berusaha bekerja dalam kelompok.
2.         Diskusi dalam kelompok untuk menjawab permasalahan yang disajikan dalam LKS.
3.         Mengikuti instuksi guru dan bertanya bila ada hal yang kurang dipahami.
Explain
1.      Kegiatan pada fase ini adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan analisis dan penjelasan.
1.      Mendorong peserta didik untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri.
2.      Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan peserta didik.
3.      Mendengar secara kritis penjelasan antar peserta didik.
4.      Memandu diskusi
1.         Mencoba memberi penjelasan terhadap konsep yang ditemukan.
2.         Menggunakan pengamatan dan catatan dalam memberi penjelasan.
3.         Melakukan pembuktian terhadap konsep yang diajukan.
4.         Mendiskusikan.
Elaborate
1.      Menerapkan apa yang telah dijelaskan pada fase Explain.
2.      Mengaplikasi pengetahuan yang telah di dapat.
1.      Mendorong dan memfasilitasi peserta didik mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting yang baru/ lain.
2.      Memberikan soal atau permasalahan dan mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikannya.
3.      Menganjurkan peserta didik untuk menggunakan konsep yang telah mereka dapatkan .
1.         Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan tujuan mengembangkan konsep yang telah didapatkan dari proses pembelajaran.
2.         Menggunakan informasi sebelumnya yang didapat untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan.
3.         Menerapkan pengetahuan yang baru untuk menyelesaikan soal-soal.
Evaluate
1.      Kegiatan pada fase ini adalah memancing kembali ide-ide, pengetahuan/kete-rampilan peserta didik yang telah mereka pelajari sekaligus mengadakan assesment mengenai keberhasilan peserta didik dalam memahami konsep.
1.      Mengevaluasi pemahaman peserta didik terkait dengan apa yang telah dipelajari misalnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik baik itu lisan maupun tulisan dan memantau sikap serta aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.
1.         Menjawab atau menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan konsep yang telah dimiliki.

Extend
1.      Kegiatan pada fase yang terakhir ini adalah refleksi dengan membuat rangkuman, kesimpulan mengembangkan aplikasi konsep dalam kehidupan nyata yang lebih kompleks.
1.      Menuntun peserta didik untuk membuat simpulan atau rangkuman tentang apa yang telah mereka pelajari dalam proses pembelajaran
2.      Memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang manfaat konsep yang dipelajari untuk kehidupan sehari-hari..
1.         Menyimpulkan atau merangkum apa yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran.
2.         Menyebutkan manfaat dari konsep yang dipelajari untuk kehidupan sehari-hari.


Kelebihan model pembelajaran learning cycle yaitu: (a) meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, (b) membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik, (c) pembelajaran menjadi lebih bermakna
Sedangkan kelemahan model pembelajaran learning cycle yaitu : (a) efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran, (b) menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, (c) memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi, (d) memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran. (Ngalimun, 2014).
Sehingga dari penjelasan tersebut, model pembelajaran learning cycle 7E merupakan model pembelajaran student centered dengan mengadopsi prinsip konstruktivisme yang terdiri rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yaitu tahap elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate, dan extend, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.

SUMBER :
Dewi, Sri Ratna. 2012. Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Siswa SMA Negeri 1 Sawan. Universitas Pendidikan Ganesha. Artikel Tesis (online). http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/download/487/279. (diakses pada 15 Juni 2015, pukul 15.30 Wita).
Eisenkraft, A. (2003). Expanding the 5E model. The Sciences Teacher 70 (6). 56- 59. Tersedia: http://its-about-imr.com/htmls/ap/eisenkraft.pdf. Diakses pada 15 Agustus 2015, pukul 20.02 Wita.
Imaniyah, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, volume 1, nomor 1, Juni 2015. Tersedia di http://jpppf.fisika-unj.ac.id/index.php/jpppf/article/viewFile/4/9. Diakses pada 15 September 2015, pukul 18.20 Wita
Laelasari, dkk. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Dalam Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa. Jurnal Euclid Prodi Pendidikan Matematika Unswagati Cirebon, No. 2 vol. 1. Tersedia di http://www.fkip-unswagati.ac.id/ejournal/index.php/euclid/article/view/55. diakses pada 15 September 2015, pukul 19.45 Wita
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressinso.
Suciati, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Siklus Belajar Hipotetik-Deduktif Dengan Setting 7e Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, volume 4, tahun 2014. Tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/1057/805. Diakses pada 15 September 2015, pukul 18.40 Wita



Tidak ada komentar:

Posting Komentar